Bubuhanbanjar-Belajarmehalabiu
Blog Bubuhan Banjar Belajar Mehalabiu
Friday, March 1, 2013
Thursday, May 3, 2012
GANGGUAN JIWA
A. STATUS MENTAL
1. Aktivitas motorik
Ø Agitasi : Gerakan motorik yang menunjukkan
kegelisahan.
Ø Tik : Gerakan-gerakan kecil pada otot
muka yang tidak terkontrol.
Ø Grimasen : Gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat
dikontrol klien.
Ø Tremor : Jari-jari yang tampak gemetar ketika
klien menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari.
Ø Kompulsif : Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan
seperti berulangkali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan
dsb.
2. Alam Perasaan
Ø Sedih : Perasaan sedih
Ø Gembira : Perasaan gembira atau senang.
Ø Ketakutan : Takut terhadap sesuatu dan objeknya yang
ditakuti sudah jelas.
Ø Khawatir : Objeknya belum jelas.
3. Afek dan Emosi
Ø Afek : Nada atau perasaan menyenangkan
atau tidak yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta
kurang disertai komponen fisiologik.
Ø Emosi : Manifestasi afek keluar dan
disertai banyak komponen fisiologik.
Ø Depresi : Komponen psikologik misalnya sedih,
rasa tidak berguna, susah, gagal, kehilangan,dll. Dan komponen somatic misalnya
anorexia, konstipasi, lembab,dll.
Ø Eforia : Rasa riang, gembira berlebihan,
tidak sesuai keadaan.
Ø Anbedonia : Ketidakmampuan merasakan
kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktivitas yang biasanya
menyenangkan.
Ø Datar : Tidak ada perubahan roman muka pada
saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.
Ø Tumpul : Hanya bereaksi bila ada stimulus emosi
yang kuat.
Ø Labil : Emosi yang cepat berubah-ubah.
4. Tidak sesuai : Emosi yang idak
sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada.
5. Interaksi selama wawancara
Ø Kontak mata kurang : Tidak mau menatap lawan bicara.
Ø Defensif : Selalu berusaha mempertahankan
pendapat dan kebenaran dirinya.
Ø Curiga
: Menunjukkan sikap/perasaan
tidak percaya pada orang lain.
B. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi adalah Kesalahan persepsi tentang
sesuatu yang tidak ada objeknya.
Jenis-jenis Halusinasi :
Ø Halusinasi Penglihatan
Pengertian
:
Dikatakteristikkan
dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran
geometric, gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan
bisa menyenangkan atau menakutkan.
Ø Halusinasi Pendengaran
Pengertian :
Dikarakteristikkan
dengan mendengar suara, terutama suara-suara orang, biasanya klien mendengan
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
Ø Halusinasi Penciuman
Pengertian :
Dikarakteristikkan
dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti darah, urine,
atau feces. Kadang-kadang tercium bau harum. Biasanya berhubungan dengan
penyakit stroke, tumor, kejang dan
dementia.
Ø Halusinasi Pengecap
Pengertian :
Dikarakteristikkan
dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan
.
Ø Halusinasi Peraba
Pengertian :
Mengalami
nyeri atau ketidajnyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Dikarakteristikkan
dengan adanya rasa sakit atau tidak enak. Contoh merasakan sensasi listrik
dating dari tanah, benda mati atau orang lain.
Ø Halusinasi Kinestetik
Pengertian : Merasakan
pergerakan sementara berdiri tanpa
bergerak.
Ø Halusinasi Viseral
Pengertian :
Halusinasi
alat tubuh bagian dalam yang seolah-olah ada perasaan tertentu yang timbul di
tubuh bagian dalam misalnya lambung seperti ditusuk-tusuk jarum.
Ø Halusinasi Hipnagogik
Pengertian :
Persepsi sensorik
bekerja yang salah terdapat pada orang normal, terjadi tepat sebelum bangun
tidur (menjelang masuk tidur).
Ø Halusinasi Hipnopompik
Pengertian :
Halusinasi yang terjadi
menjelang bangun tidur. Disamping itu ada pula pengalaman halusinatorik dalam
impian yang normal.
Ø Halusinasi Histerik
Pengertian :
Halusinasi yang timbul
pada neurosis histerik karena konflik emosi.
2. I l u s i
Pengertian :
Sebuah kondisi yang mempersepsikan
berbeda terhadap sebuah objek, misalnya menyaksikan permainan sulap, kita
sedang mengalami ilusi. Dimana hal tersebut merupakan suatu persepsi yang salah/interpretasi
terhadap stimulus eksternal yang nyata.
3.Depersonalisas
Pengertian :
Merupakan suatu persepsi subjektif
bahwa orang-orang disekitarnya berubah asing atau aneh. Ditandai dengan
perasaan terpisah yang lama atau berulang dari tubuh atau proses mental
seseorang dan oleh perasaan di luar peninjau pada kehidupan seseorang.
Gejalanya adalah perasaan gelisah dan depresi,
seringkali terjadi setelah seseorang mengalami bahaya yang mengancam jiwa,
seperti kecelakaan, bencana, penyerangan, dll.
4.Derealisasi
Pengertian : Persepsi subjektif
bahwa lingkungan berubah aneh/tidak nyata.
Depersonalisasi dan derealisasi
dimana penderita mengalami perasaan tidak nyata, merasa terpisah dari diri
sendiri baik secara fisik maupun mental. Penderita merasa seperti mengamati
dirinya sendiri, seolah olah mereka sedang menonton diri mereka dalam sebuah
film, penderita tidak merasa mendiami tubuh mereka sendiri dan menganggap
dirinya sebagai orang asing atau tidak nyata.
C. GANGGUAN BERPIKIR
1. Proses Pikir
Ø Sirkumstansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan.
Ø Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit
tapi tidak sampai tujuan.
Ø Asosiasi Longgar : Pembicaraan tidak
ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya.
Ø Flight of Ideas : Pembicaraan yang meloncat dari satu topic
ke topic lainnya,masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada
tujuan.
Ø Bloking : Pembicaraaan terhenti
tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali.
Ø Perseverasi : Pembicaraan yang diulang
berkali-kali.
Ø Inkoherensi : Gangguan dalam bentuk bicara,
sehingga satu kalimatpun sulit ditangkap maknanya.
Ø Neologisme : Bentuk kata baru yang sulit dipahami
maknanya.
Ø Irrelevansi : Isi pikiran/jawaban tidak sesuai
dengan pertanyaan.
Ø Verbigerasi : Pengulangan kata tanpa tujuan.
2.Bentuk
Pikir
Ø Dereistik : Titik berat pada tidak adanya
sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan pengalaman yang sedang
terjadi.
Ø Otistik : Hidup dalam alam pikiran
sendiri.
Ø Non Realistik : Sama sekali tidak berdasar pada
kenyataan.
3. Isi Pikir
Ø Obsesi : Pikiran yang selalu muncul
walaupun klien berusaha menghilangkannya.
Ø Phobia : Ketakutan yang patologis/tidak
logis terhadap objek/situasi tertentu.
Ø Hipokondria : Keyakinan terhadap adanya gangguan organ
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada.
Ø Depersonalisasi : Perasaan klien yang asing terhadap diri
sendiri, orang atau lingkungan.
Ø Ide yang terkait : Keyakinan klien terhadap kejadian yang
terjadi, lingkungan yang bermakna dan terkait pada irinya.
Ø Pikiran Magis : Keyakinan klien tentang kemampuannya
melakukan hal-hal yang mustahil/diluar kemampuannya.
Ø Logoria : Banyak bicara, kata-kata yang
dikeluarkan bertubi-tubi, mungkin koheren dan inkoheren.
Ø Kecepatan Bicara : Mengutarakan pikiran mungkin cepat/lambat
sekali.
Ø Preokupasi : Pikiran terpaku pada sebuah ide saja,
yang berhubungan dengan keadaan yang bernada emosional yang kuat
Ø Pikiran tidak : Pikiran eksentrik, tidak
cocok dengan banyak hal terutama dalam
Memadai(inadekuat)
pergaulan dan pekerjaan.
Ø Pikiran bunuh diri : Mulai dari kadang memikirkan sampai
terus menerus memikirkan bagaimana cara bunuh diri
Ø Kegembiraan Luar : Timbul mengambang pada orang normal
selama fase permulaan narkose.
Ø Fantasi : Isi pikir tentang
kejadian/keadaan yang diharapkan/diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata.
Ø Pikiran hubungan : Pembicaraan orang lain dihubungkan
dengan dirinya, misalnya teman pakai baju merah dianggap marah pada dirinya.
Ø Pikiran Isolasi : Rasa terisolasi, tersekat,
terpencil, rasa ditolak social.
Ø Pikiran rendah diri : Merendahkan, menyalahkan dirinya.
Ø Waham :
** Agama
: Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
** Somatik
: Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara berulang yang tidak sesuai engan kenyataan.
** Kebesaran : Klien mempunyai keyakinan yang
berlebihan terhadap kemampuannya
yang disampaikan secara berulang yang tidak
sesuai kenyataan.
** Curiga : Klien mempunyai keyakinan bahwa ada
seseorang atau sekelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan.
** Nihilstik : Klienyakin bahwa dirinya sudah tidak
ada didunia/meninggal yang di
nyatakan secara berulang yang tidak sesuai
kenyataan.
Waham
yang Bizar :
**
Sisip Pikir : Klien yakin ada
ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai kenyataan.
** Siar
Pikir : Klien yakin bahwa orang lain tahu apa
yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang
dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan.
** Kontrol
Pikir : Klien yakin pikirannya
dikontrol oleh kekuatan dari luar.
RENT SEEKING DALAM TEORI PILIHAN PUBLIK
1.
Dilema
Keadilan dan Regulasi Ekonomi
Landasan hukum yang membingkai implementasi hak milik (property right) sangat
dihormatinoleh pemerintah (Negara) dan masyarakat. Dari filsafat dasar ini
diharapkan prinsip – prnsip keadilan sosial ekonomi.
Prinsip hak milik dan prinsip keadilan social ekonomi setiap
usaha menumbuhkan kegiatan bisnis selalu berurusan dengan nilai tambah yang
bisa diciptakan dari seluruh kemungkinan input yang dipakai dan bersentuhan
dengan hak milik orang lain atau hak milik publik (public goods) yang bersifat
tangible maupun intangible.Oleh karena itu,setiap sistim ekonomi dan kegiatan
bisnis tidak lepas dari bingkai peraturan ekonomi (economic regulation).
Bagaimana seharusnya pelaku bisnis mengunakan hak mlik
untuk urusan bisnisnya ? Bagaimana pula pelaku di sektor negara (regulation)
memainkan kekuasaannya (power) untuk membangun sistem ekonomi yang kondusif
sekaligus adil ?
2.
Profil
Pemburu Rente
Konsep dasar teori klasik Adam Smith membedakan tiga
bentuk pendapatan, yaitu keuntungan atau laba (profits), upah (wages), dan sewa
atau rente (rents).
Sewa atau rente merupakan bentuk pendapataan yang
paling mudah dibandingkan dengan kedua jenis pendapatan diatas karna tidak
beresiko dan tidak perlu megerahkan keterampilan untuk memperolehnya.
Didalam ekonomi politik, prilaku ini terjadi dan
dilakukan oleh pengusaha dengan mengunakan modal kekuasaan yang dimiliki
rakyat.
Secara ekonomi politik, prilaku ini perlu di analisis
dalam kerangka konseptual dan teoretis agar dapat dihindari faktor-faktor
ekonomi politik yang merusak efesiensi pasar dan menciptakan kerugian bagi
kelompok masyarakat tertentu.
3.
Kasus
Industri Burung Walet
Kelompok kepentingan bernama ASBI (Asosiasi Sarang
Burung Walat Indonesia) sebagai pendistorsi pasar.Asosiasi ini berupaya
melakukan monopoli perdagangan ekspor sarang burung walet mengunakan instrument
pemeriksaan Surat Izin Eksport (SIE) yang dikeluarkan PHPA. Tujuan SIE
sebenarnya untuk pelestarian alam, tetapi diubah menjadi alat pengambil rente
yang harus dibayar oleh produsen/eksportir selain itu produsen mengalami
kerugian karena gejolak harga akibat ketidak pastan pembeli akibat isu monopoli
tersebut.
Usaha seperti ini jelas merugikan masyarakat dan
pemerintah dituntut bersikap arief dan tegas dalam menciptakan peratuan untuk
melindungi masyarakat.
4.
Kasus
Impor Beras
Kasus impor beras adalah suatu bentuk praktek monopoli
dalam bentuk lisensi yang diberikan kepada Bulog dan kemudian pihak – pihak
lain menjadi pelaksananya.Praktek ini terjadi bertahun-tahun lamanya dimana
rente ekonomi dari impor beras sangat mudah didapat dengan alasan yang masuk
akal untuk menjaga stok beras nasional di tangan negara.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Home Box Office Asia Today
http://www.hboasia.com/hbo/schedule
Star Movies Asia Today
http://www.starmoviesasia.tv/
Lihat bubuhanbanjar-belajarmehalabiu di peta yang lebih besar